Pemkot Makassar dan Entomo Jajal Perpanjangan Kerja Sama Budidaya Maggot
JP MAKASSAR – Wakil Wali Kota Makassar Fatmawati Rusdi menerima kunjungan kehormatan dari CEO Entomo Ki Hwan Park, di Ruang Rapat Wakil Wali Kota Lantai 11, Gedung Balai Kota Makassar, Selasa (2/8).
Pada pertemuan tersebut, turut hadir mendampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Makassar Aryati Puspasari Abadi dan Ketua Yayasan Peduli Negeri Saharuddin Ridwan.
Fatmawati menjelaskan pertemuan dengan Entomo membahas terkait budidaya maggot yang saat ini sementara berjalan di Bank Sampah Pusat (BSP) Pacerakkang Biringkanayya.
Entomo adalah perusahaan asal Korea Selatan yang bergerak di bidang pengolahan sampah merupakan mitra Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar untuk budidaya maggot di BSP Pacerakkang.
“Budidaya maggot ini saya lihat progresnya sangat bagus, dan saya berharap ini tidak hanya di BSP Pacerakkang tapi juga berkembang di bank sampah yang lain,” kata Fatma.
Fatmawati berharap sebagai mitra pemerintah kota, Entomo bisa menambah hibah peralatan untuk pengembangan budidaya maggot di bank sampah lain yang ada di Makassar.
“Di Untia sudah melakukan budidaya maggot tapi masih konvensional dan saya berharap ini bisa dikembangkan. Kita mau diskusi dulu bagaimana bisa mendapatkan hibah ini,” tuturnya.
Sementara, Kepala DLH Makassar Aryati Puspasari Abadi menyampaikan beberapa poin yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Salah satunya terkait rencana perpanjangan kerja sama dengan Entomo.
Sebab saat ini kontrak kerja sama pemerintah kota dengan pihak Entomo sudah berakhir. Di mana kerja sama tersebut hanya berlaku selama 15 bulan sejak ditanda tangani pada Juli 2019, lalu.
“Masa berlaku kontrak kita harus perpanjang, direvisi dan dilakukan item-item penambahan yang memang dibutuhkan,” ujar Puspa.
“Khusus untuk perpanjangan kerja sama ini kami akan diskusikan secara internal dulu dan saya akan bahas dengan kabag kerja sama, setelah kita dapat drafnya kita rapat dengan tim besar,” tambahnya.
Sebagai mitra pemerintah kota, pihak Entomo juga rutin melakukan monitoring dan evaluasi terkait progres budidaya maggot di BSP Pacerakkang.
“Mereka juga memonitoring kinerja dari peralatan yang dihibahkan di BSP Pacerakkang,” ucapnya.
Menurut Puspa, budidaya maggot yang dilakukan di BSP Pacerakkang memiliki potensi pasar yang cukup besar di Korea Selatan. Baik itu pakan atau minyak essensial yang dihasilan dari maggot.
“Berapapun kapasitas produksi yang dihasilkan BSP Pacerakkang itu siap diserap oleh Entomo ataupun pasar di Korea Selatan,” tutupnya.(*)